top of page

Cara Investasi di Pasar Modal Untuk Pemula

  • ptsolidgoldberjang
  • Feb 27, 2017
  • 4 min read

Investasi di pasar modal tidak serumit yang dipikirkan | PT Solid Gold Berjangka

Jadi kalau ada yang mengatakan, aduh saya enggak bisa analisa, enggak usah analisa dulu. Kalian itu masih pemula, jadi beli saham yang kalian kenal aja dulu," ujarnya saat ditemui di Bursa Efek Jakarta Jakarta, Senin, 27 Februari 2017.

Devi menjelaskan, investor pemula dapat melihat jajaran saham likuid yang terdapat dalam jajaran LQ45. Sebab, pengelompokan saham LQ45 sebenarnya sangat membantu bagi investor yang masih awam lantaran E miten-emiten yang ada dalam kelompok saham tersebut terbilang paling aktif dan sebagian besar merupakan perusahaan ternama.

"Sudah ada itu di LQ45 dan sifatnya sudah likuid.

Jadi enggak perlu takut itu saham bakal bangkrut atau bahkan delisting dari bursa. Itu saja cukup sebenarnya untuk seorang investor pemula," tuturnya.

Devi menekankan, bagi para investor pemula sebaiknya tidak perlu harus repot belajar menganalisa pergerakan saham secara teknikal ataupun fundamental, jika ingin mulai berinvestasi di pasar modal. Sebab, investasi di bidang itu sesungguhnya tidak serumit yang dipikirkan.

Devi menyarankan, hal yang perlu diperhatikan jika ingin berinvestasi di pasar modal hanya cukup untuk memilih saham-saham dari perusahaan yang sudah dikenal. Hal tersebut dapat terlihat dari produk atau jasanya yang akrab dalam kehidupan sehari-hari.

Berinvestasi di pasar modal masih ditakuti oleh masyarakat awam lantaran dinilai sebagai investasi yang beresiko tinggi. Padahal, tingkat pengembalian atau keuantungan investasi di pasar saham sangat lebih menjanjikan daripada di perbankan.

Ketua Nasional Komunitas Investasi Saham Pemula Frisca Devi Choirina mengatakan, alasan kebanyakan dari masyarakat awam takut berinvestasi di pasar modal karena dalam maindset mereka, masih menganggap investasi pasar modal layaknya judi yang birisiko tinggi. Padahal jika memilih saham yang tepat, pemikiran itu bisa ditepis.

Investor Menanti Kebijakan Pajak Trump | PT Solid Gold Berjangka

Rupiah pada Jumat lalu ditutup di angka 13.330/US$. Di mana rupiah secara long term masih sideways dengan support 13.270. Volatilitas yang berpotensi membuat rupiah melemah terlihat akan terjadi di minggu ini menjelang pidato Trump pada 28 Februari mendatang serta beberapa data AS yang akan dirilis minggu ini. Rentang pergerakan rupiah diprediksi berada di angka 13.300-13.380/US$.

Yen menembus level support 112,50 dimana pada perdagangan Asia dibuka di angka 112.25.Secara teknikal yen menuju 111,75 sebagai support harian. Dari data regional beberapa negara Uni Eropa akan menghadapi data inflasi dimana secara keseluruhan data inflasi Uni Eropa secara year on year diperkirakan akan sama dengan bulan lalu di angka 1,8%.

EUR/USD hari ini diperkirakan berada di rentang 1,0526-1,0581.

Minggu ini para pelaku pasar akan menantikan pidato Trump pada kongres 28 Februari di mana Trump akan menjelaskan secara detail langkahnya dalam rangka kebijakan pajak serta pembelanjaan infrastruktur seperti yang dijanjikan dalam kampanye.

Indeks dolar AS kembali membalik setelah Jumat lalu ditutup di angka 100.85. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun hingga 2,3%, menunjukkan investor shifting portofolio yang lebih aman seperti obligasi pemerintah AS.

Data fundamental ekonomi pada Jumat lalu menunjukkan penjualan rumah di AS meningkat 3,7% menjadi 550.000 unit di bulan lalu.

Kalangan investor menanti implementasi dari kebijakan pajak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang pernah disampaikan saat kampanye. Rencananya ini akan diumumkan pada 28 Februari 2017.

Bagaimana dampaknya terhadap pasar keuangan, berikut analisa dari James Evan, Analis Global Market Bank Mega, seperti dikutip detikFinance, Senin (27/2/2017).

Investor Pemula Disarankan Jauhi Saham 'Zombie' | PT Solid Gold Berjangka

Alhasil saham BUMI terus bergerak menguat ditengah keseriusan perseroan yang ingin melakukan restrukturisasi utang melalui right issue hingga posisi tertinggi di level Rp 505 pada 27 Januari 2017. Namun setelah itu saham BUMI kembali menuju jurang dengan penurunan terdalam pada 21 Februari 2017 di level Rp 294 per saham.

Keesokan harinya saham BUMI kembali tancap gas dengan menguat 25,17% ke level Rp 368. Jelang perdagangan siang hari ini, saham BUMI terpantau melemah 0,6% ke level Rp 330.

Atas catatan tersebut, Devi menyarankan agar investor pemula menjauhi saham Zombie. Meskipun saat ini banyak investor saham yang mencoba peruntungan di saham BUMI.

"Apalagi BUMI lagi hits dan baru banget masuk LQ45. Saya katakan kalau kalian ikut-ikutan sama saja judi. Jadi yang tahu aja dulu yang di beli, kalau yang enggak tahu dan hanya ikut-ikutan, enggak usah dulu. Dari pada kalian judi, kan skeptis judi di saham masih banyak," pungkasnya.

Akhirnya pada RUPSLB BUMI di 7 Februari 2017 sebanyak 99,96% pemegang saham sepakat atas rencana restrukturisasi utang melalui menerbitkan saham baru dengan skema rights issue. Harga pelaksanaan rights issue dipatok pada level Rp 926, sehingga maksimal dana yang akan diraih lewat HMETD sebesat Rp 35,1 triliun.

Lewat righs issue tersebut, maka jumlah utang yang akan di konversi melalui penerbitan saham baru atau rights issue sebesar US$ 2,01 miliar. Sementara untuk konversi melalui OWK senilai US$ 639 juta.

"Kalau saya sendiri selama bantu literasi kuangan untuk saham-saham 'Zombie' memang saya tidak menyarankan. Walaupun (BUMI) sekarang sudah masuk LQ45 tapi kalau ada yang konsultasi saya bilang coba lihat dulu dari segi volume atau prospeknya dari 5-10 tahun ke depan, dari segi fundamental, jadi enggak ditelan mentah-mentah juga," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (27/2/2017).

Awal mula kebangkitan saham yang terafiliasi dengan Grup Bakrie itu bermula ketika isu restruktrisasi utang BUMI bergulir. Meski baru sekedar wacana, saham BUMI mulai menanggalkan predikat gocap pada 10 Juni 2016 yang langsung naik ke level Rp 67 per saham. Setelah itu pada 30 Juni 2016 saham BUMI stagnan di level Rp 68 per saham.

Komunitas Investasi Saham Pemula menyarankan para investor pemula yang masih awam tentang dunia pasar modal untuk memilih saham-saham dari emiten besar yang berkapitalisasi besar (big cap). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) juga sudah mengelompokan saham-saham yang paling likuid dalam jajaran LQ45.

Namun beberapa waktu lalu BEI memperbaharui daftar saham LQ45, salah satu saham baru yang masuk adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Saham BUMI sendiri saat ini di juluki saham 'Zombie'. Hal itu lantaran BUMI sebelumnya telah tidur lama di level Rp 50 alias gocap, namun tiba-tiba bangkit dan berfluktuasi tinggi.

Ketua Nasional Komunitas Investasi Saham Pemula Frisca Devi Choirina pun menyarankan agar investor pemula menjauhi saham-saham 'Zombie' tersebut. Meskipun dirinya merekomendasikan untuk berinvestasi di saham-saham jajaran LQ45.

Comentários


Also Featured In

    Like what you read? Donate now and help me provide fresh news and analysis for my readers   

Donate with PayPal

© 2023 by "This Just In". Proudly created with Wix.com

bottom of page